X Hadapi Tekanan Regulator atas Pengumpulan Data untuk Grok AI


Logo Chatbot AI Grok

Logo Chatbot AI Grok

Platform X, milik Elon Musk, kini menghadapi tantangan serius dari regulator data setelah terungkap bahwa pengguna secara otomatis menyetujui penggunaan posting mereka untuk pelatihan sistem Artificial Intelligence (AI) melalui pengaturan default pada aplikasi. Regulator dari Inggris dan Irlandia telah mengontak X mengenai dugaan bahwa perusahaan berusaha mendapatkan persetujuan pengguna untuk pengumpulan data tanpa sepengetahuan mereka.

Masalah ini terungkap ketika seorang pengguna X menunjukkan adanya pengaturan pada aplikasi yang secara otomatis diaktifkan dan memungkinkan posting akun digunakan untuk melatih Grok, chatbot AI yang dikembangkan oleh perusahaan xAI milik Musk. Pengaturan ini, yang telah diaktifkan dengan kotak centang, menyatakan bahwa pengguna “mengizinkan posting serta interaksi, input, dan hasil mereka dengan Grok untuk digunakan dalam pelatihan dan penyempurnaan.” Menurut pengguna X, pengaturan ini hanya bisa dimatikan melalui versi web dari X, dan bukan melalui aplikasi mobile, menambah kekhawatiran mengenai transparansi dan kontrol pengguna atas data mereka.

Regulator data segera merespons dengan kekhawatiran yang signifikan mengenai pengaturan default ini. Di Inggris, kantor Komisaris Informasi (ICO) telah menyatakan bahwa mereka sedang “menyelidiki” isu ini dengan X. Juru bicara ICO mengungkapkan, “Platform yang berusaha menggunakan data pengguna untuk melatih model AI mereka harus transparan tentang aktivitas tersebut.” ICO menekankan pentingnya transparansi dan meminta perusahaan untuk secara proaktif memberi tahu pengguna sebelum data mereka digunakan untuk pelatihan AI. Regulator juga menekankan perlunya memberikan waktu yang cukup serta proses yang sederhana bagi pengguna untuk menolak penggunaan data mereka.

Di Republik Irlandia, Komisi Perlindungan Data (DPC), yang merupakan regulator utama untuk X di Uni Eropa, juga menunjukkan kekhawatiran serupa. DPC telah berbicara dengan X mengenai pengumpulan data dan model AI dalam beberapa bulan terakhir. Graham Doyle, deputi komisaris DPC, mengungkapkan keterkejutannya mengenai pengaturan default ini. “DPC telah berkomunikasi dengan X tentang masalah ini selama beberapa bulan, dengan interaksi terakhir kami terjadi kemarin. Kami terkejut dengan perkembangan terbaru ini dan telah menghubungi X untuk menindaklanjuti. Kami berharap dapat memperoleh tanggapan segera dan akan melanjutkan diskusi awal pekan depan,” kata Doyle.

Large languange model, yang menjadi teknologi inti di balik chatbot seperti ChatGPT dan Grok, memerlukan data dalam jumlah besar yang dikumpulkan dari internet untuk mempelajari pola bahasa dan membangun pemahaman statistik yang mendalam. Teknologi ini memungkinkan chatbot untuk memberikan jawaban yang tampak meyakinkan terhadap berbagai pertanyaan. Namun, pendekatan ini telah menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk penerbit berita dan penulis. Mereka berpendapat bahwa metode ini melanggar hak cipta karena menggunakan konten tanpa izin untuk melatih model AI.

Bulan ini, Meta, pemilik Facebook dan Instagram, juga mengumumkan bahwa mereka tidak akan merilis versi lanjutan dari model AI mereka di Uni Eropa. Keputusan ini dikaitkan dengan perilaku regulator yang dianggap “tidak terduga,” menambah ketidakpastian bagi perusahaan teknologi yang beroperasi di wilayah tersebut.

Situasi ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh perusahaan teknologi besar dalam memenuhi regulasi data dan perlindungan privasi, terutama ketika melibatkan pengumpulan dan penggunaan data dalam skala besar. Dengan regulator yang semakin aktif dalam mengawasi praktik pengumpulan data, perusahaan-perusahaan seperti X harus lebih berhati-hati dan transparan dalam bagaimana mereka mengelola dan menggunakan data pengguna.

X telah dihubungi untuk memberikan komentar mengenai masalah ini. Sementara itu, regulator data akan terus memantau situasi dan menunggu tanggapan dari X tentang pengaturan yang memicu kekhawatiran ini. Langkah selanjutnya akan menentukan bagaimana perusahaan ini menanggapi tekanan dari regulator dan menyesuaikan praktik mereka untuk mematuhi regulasi yang berlaku.


Bagikan artikel ini