Awas! Rekening Bank Rentan Dibobol, Ini Tandanya


Ilustrasi Cyber Security Vector

Ilustrasi Cyber Security

Pembobolan rekening melalui M-Banking semakin mengkhawatirkan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Nasabah perbankan dituntut untuk selalu waspada dan memperbarui pengetahuan mereka untuk melindungi saldo dan informasi pribadi mereka.

Menurut informasi dari OCBC NISP, ada beberapa tanda yang bisa mengindikasikan bahwa rekening Anda telah disusupi oleh pelaku kejahatan. Para pelaku seringkali melakukan tindakan mereka dengan sangat rapi, membuat korban tidak menyadari bahwa mereka sedang menjadi target peretasan.

1. Aktivitas Tidak Sah

Salah satu tanda yang sering kali terabaikan oleh nasabah adalah aktivitas transaksi yang tidak sah. Pelaku cenderung memanfaatkan kelengahan nasabah dalam memonitor transaksi, baik yang masuk maupun keluar dari rekening mereka. Bahkan transaksi dengan nominal kecil pun harus dipantau dengan seksama.

2. Notifikasi Perubahan

Pemberitahuan perubahan yang sering diabaikan oleh nasabah, baik itu melalui SMS, telepon, atau email, bisa menjadi pertanda bahwa akun mereka telah diretas. Jika menerima pemberitahuan mengenai perubahan detail akun yang tidak diakui, segera hubungi bank Anda untuk konfirmasi lebih lanjut.

3. Panggilan Palsu

Panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal yang mengklaim berasal dari bank tertentu sering kali menjadi modus pelaku. Nasabah disarankan untuk tidak langsung percaya dan meminta verifikasi lebih lanjut dengan memanggil kembali nomor resmi bank.

4. Pesan Mencurigakan

Pelaku juga dapat menggunakan pesan singkat melalui SMS atau WhatsApp untuk melakukan penipuan. Nasabah sebaiknya tidak merespons pesan dari nomor yang tidak dikenal dan mengabaikannya sepenuhnya.

5. Call Forwarding

Praktik ini melibatkan pengalihan panggilan dari satu nomor ponsel ke nomor lain, yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan OTP (One Time Password) yang dikirimkan ke ponsel korban. Ini bisa membuka akses ke akun-akun sensitif seperti mobile banking dan layanan finansial digital lainnya.

6. SIM Swap Fraud

Pelaku menggunakan teknik ini dengan mengganti kartu SIM korban dengan kartu yang dimilikinya sendiri. Setelah mendapatkan kontrol atas nomor ponsel korban, mereka bisa melakukan reset password dan mengakses aplikasi mobile banking dengan username dan password yang telah mereka peroleh.

 

Tips Agar M-Banking Tetap Aman

Maraknya kasus pembobolan M-Banking menuntut nasabah untuk lebih berhati-hati dalam melindungi privasi dan data pribadi mereka. Menurut pengamat IT, Rudi Adianto, menjaga kerahasiaan nomor ponsel pribadi merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan akun Mobile Banking. "Saya menggunakan dua nomor hape. Satu untuk keperluan perbankan yang tidak saya sebarkan, dan satu lagi untuk transaksi kecil-kecilan seperti Gopay, OVO, dan lainnya," ungkapnya kepada wartawan CNBC. Langkah ini bertujuan untuk meminimalkan risiko manipulasi terhadap informasi pribadi.

Dalam transaksi perbankan, baik melalui internet banking maupun Mobile Banking, perbankan umumnya menggunakan OTP (One Time Password) sebagai langkah keamanan tambahan. OTP dikirimkan melalui SMS ke nomor ponsel nasabah sebagai konfirmasi sebelum mereka dapat masuk atau mengakses layanan Mobile Banking. Hal ini menegaskan bahwa nomor ponsel dan OTP menjadi dua aspek yang sangat penting untuk diperhatikan guna menjaga keamanan transaksi perbankan digital.

Rudi menjelaskan bahwa kebanyakan kasus pembobolan Mobile Banking di Indonesia terjadi bukan karena kelemahan teknis sistem, melainkan karena faktor sosial engineering yang berhasil memanipulasi pengguna untuk memberikan kode OTP mereka. "Sistem teknis biasanya sudah sangat kuat, namun faktor manusia seringkali menjadi target yang paling rentan dan mudah dimanipulasi dalam sistem," jelasnya.

Beberapa tips dari para ahli keamanan siber dapat membantu untuk mengurangi risiko:

  • Jangan Mudah Menyebar Nomor Ponsel Pribadi: Gunakan nomor ponsel yang khusus untuk transaksi perbankan dan jaga kerahasiaannya.
  • Perhatikan Notifikasi Transaksi: Aktifkan notifikasi untuk setiap transaksi yang terjadi, sehingga Anda bisa segera bereaksi jika ada aktivitas yang mencurigakan.
  • Hati-hati Terhadap Perintah yang Mencurigakan: Jangan pernah mengikuti perintah yang mencurigakan seperti mengirimkan SMS atau mengaktifkan fitur call forwarding tanpa alasan yang jelas.
  • Jangan Memberikan Informasi Pribadi Secara Sembarangan: Pastikan untuk tidak memberikan informasi perbankan kepada pihak lain, termasuk nomor rekening dan detail login mobile banking.

Direktur BCA, Santoso, menegaskan pentingnya menjaga kerahasiaan informasi perbankan agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Meskipun sistem teknis telah diperkuat, kelemahan terbesar seringkali berasal dari faktor manusia yang rentan terhadap teknik manipulasi sosial.

"Kami selalu kasih tahu nasabah kalau no rekening, username id, dan informasi perbankan lainnya jangan sampai diketahui orang lain. Dilarang untuk membocorkan data seperti itu," ungkap Santoso dikutip dari CNBC, (8/7/2024).

Dengan memahami risiko dan mengikuti tips keamanan yang disarankan, diharapkan nasabah dapat melindungi diri mereka dari upaya pembobolan yang semakin canggih. Keamanan data pribadi menjadi kunci utama untuk menikmati layanan perbankan digital dengan aman dan nyaman.


Bagikan artikel ini